CHAPTER 2: crowd

Serine mobil polisi meraung-raung di sekitar Kompleks Istora Kapten Muslihat. Beberapa jalan utama yang mengarah ke kompleks istora ditutup sejak pagi.

Istora Kapten Muslihat adalah bagian dari proyek pusat kota terpadu yang digagas sejak era menristek Dian Mardiana. Kompleks gelanggang olahraga terpadu ini terletak di sebelah barat Istana Kepresidenan Iconesia, kedua landmark paling terkenal itu dihubungkan oleh Jalan Raya Kapten Muslihat. Jalan Raya Kapten Mulsihat kemudian terhubung dengan jalan-jalan protokol lain yang menghubungkan ke pusat-pusat pemerintahan, public service, dan area komersial.

Biasanya, setiap harinya, lalulintas di sepanjang Jalan Raya Kapten Muslihat sangat padat, dari depan Istora sampai ke persimpangan ke jalan Juanda, dimana terletak pusat area komersial.

Tapi hari ini Jalan Raya Kapten Muslihat dipenuhi orang. Orang-orang itu mengenakan kaus partai dan mengibar-ngibarkan bendera partai. Mereka mulai berkerumun sejak pagi dan kini masih saja memenuhi jalanan. Di simpangan jalan Juanda, mobil polisi tampak melintang memblokir jalan.

Orang-orang yang menyemut di sepanjang Jalan Raya Kapten Muslihat sebenarnya adalah mereka yang tak bisa masuk ke dalam Stadion utama Istora Kapten Muslihat. Stadion Utama itu telah penuh sesak oleh massa.

Di tengah lapangan dalam stadion dibangun panggung besar. Ditengah panggung itu ada podium yang lebih tinggi. Sisi kiri dan kanan panggung dipenuhi oleh fungsionaris partai Gerico dan sang ketua partai Gerico masih terus berorasi di podium utama. Kata-katanya yang bersemangat selalu dibalas oleh riuh rendah simpatisan partai yang menyemut.

Berkali-kali teriakan "GERICO !!" menggema di Istora Kapten Muslihat.

Partai Gerico adalah partai baru, sebenarnya nama partai itu adalah Partai Gerakan Iconesia Raya, namun orang orang sering menyebutnya Gerico saja. Jika dibandingkan dengan Partai NSDP, atau partai ICON, Gerico barulah seumur jagung. Namun Partai ini sangat fenomenal, dalam waktu singkat Gerico mampu menggalang masa sangat besar.

Orang yang kini berdiri di podium utama adalah ketua umum Gerico. Ia adalah Dedi Gober, dahulu ia adalah termasuk kaum intelektual muda yang pernah membesarkan Iconesia. Tak banyak yang diketahui mengenai sosok Dedi Gober, para pendukungnya menyatakan kalau ia orang yang percaya diri. Namun Politikus partai lain menyebutnya angkuh dan sombong.

Walau memiliki banyak simpatisan, seseungguhnya partai ini dan ketua umumnya seperti berdiri di balik bayangan. Dedi Gober jarang sekali tampil di depan publik, kecuali untuk berorasi, ia pun jarang datang ke kantor pusat DPP Gerico. Ia lebih sering berada di kediamannya di Cipaku, di pinggir kota bogor, dikelilingi oleh sepuluh orang kepercayaannya, ia menyebut mereka sebagai staff ahli.

Dedi Gober pun jarang muncul di televisi, bahkan di siaran berita sekalipun. Beberapa tahun lalu wajahnya memang sering tampil di infotaiment karena ia digosipkan memiliki hubungan khusus dengan host presenter terkenal, tapi itu dulu sebelum ia menjadi ketua umum Gerico. Kini wajahnya jarang terlihat di media.

Sang ketua umum mengakhiri orasinya dengan diiringi pekikan-pekikan simpatisan partai. Rizky Babe sang Sekjen Partai segera menggantikan posisinya di podium utama. Dedi gober dengan kawalan ketat pasukan pengaman partai segera meninggalkan Stadion utama. Di luar Stadion ia telah ditunggu oleh kendaraan pribadinya, sebuah sedan Mercedes berwarna hitam.

Mobil itu kemudian menderu kencang melewati para pendukung Gerico di sepanjang Jalan Kapten Muslihat. Orang-orang itu hanya bisa melambai-lambaikan tangan.

Di dalam mobil, Dedi Gober, menatap ke luar jendela mobilnya, menatapi para pendukungnya yang mengelu-elukannya. Ia tersenyum angkuh.

***

Tiga jam setelahnya, mobil Mercedes hitam itu telah sampai ke kawasan Cipaku. Ia membelok ke arah pintu gerebang besar yang kemudian terbuka secara otomatis ke arah dalam. Setelah mobil itu masuk, pintu gerbang kembali menutup.

Si sopir membukakkan pintu bagi sang pemimpin partai. Dedi Gober pun melangkah keluar dari mobil lalu segera masuk ke pintu rumah.

Rumah di kawasan Cipaku ini adalah kediaman pribadi Dedi Gober. Rumah ini dikelilingi oleh pagar tinggi menjulang yang selalu tertutup rapat.

Ia masuk ke ruang kerjanya, Dedi Gober tak senang dengan ruangan terang benderang, ia membiarkan ruang kerjanya tetap gelap. Di dalam ruangan itu telah menantinya sepuluh orang yang disebut sebagai Staff ahlinya.

Sepuluh orang itu, sembilan pria dan satu wanita, menundukkan kepala tanda hormat saat Dedi Gober masuk. Sang ketua partai memerintahkan ajudannya menutup pintu dari luar dan segera menjauh.

Di dalam ruangan, Dedi Gober mulai meminta laporan dari kesepuluh staff ahlinya itu.

***

Pria tinggi langsing itu melemparkan remote control Televisi usai ia mematikannya. Wajahnya merah padam, rahangnya yang kaku tampak bergemeretuk karena geram.

Ia adalah Presiden Iconesia, walau demikian ia lebih senang disebut sebagai Fuhrer. Sebagai Fuhrer ia memerintah secara otoriter, baginya kekuasaan haruslah dipegang secara terpusat dan hanya ada satu dan satu-satunya pemimpin.

Ia tidak menikah dan konon tak memiliki hubungan spesial dengan wanita manapun. Tentu saja itu menghembuskan gosip tak sedap tentang dirinya. Namun ia menepis semua gosip dengan pemerintahan ala Von Bischmark dan ala Hitler yang fasis dan totaliter.

Watak ultranasionalisnya yang kaku membuatnya kurang disukai oleh etnis minoritas, Partai ICON dan PJP berulang kali memprotesnya di Parlemen, namun apa daya NSDP yang juga ultranasionalis selalu mendukung sikap diskriminatif sang Fuhrer.

Sang Wapres Terpilih, Gana Panduwinata, mengundurkan diri setelah baru 3 bulan menjabat. Alasannya adalah ia tak mendapatkan porsi sedikit pun di pemerintahan. Gana menganggap era sang Fuhrer sama saja dengan era satu partai dahulu dimana partai ICON yang "sama rata sama rasa" menjadi partai tunggal.

Jendral Djarot pun tak suka padanya, padahal Sang Fuhrer membuat peran militer menjadi super besar di Iconesia. Walau peran miiter sangat besar, namun peran Panglima TNI sangat terbatas. Fungsi taktis militer digantikan oleh Waffen SS yang notabene hanya setia pada sang Fuhrer. Menurut Jarot, Fuhrer tebe bermain-main dengannya, sang Fuhrer telah mengebirinya lalu menusuknya dari belakang, sesuatu yang konon senang dilakukan oleh sang Fuhrer.

"Cari masalah!" katanya geram "Orang itu benar-benar cari masalah..."

Partai Gerico memang mencari sensasi, mereka mengadakan rapat umum pada hari dan jam yang sama dimana sang Fuhrer membacakan pidato kenegaraannya. Mereka mencuri perhatian Iconesia, mengalihkan perhatian orang dari pidato sang Fuhrer.

Lebih Parah lagi, Dedi Gober memilih Istora Kapten Muslihat sebagai tempat rapat umum, suatu tempat yang penamaannya didedikasikan untuk menghormati kakek sang Fuhrer.

Ia meraih telepon di atas meja dan,

"Panggilkan pimpinan SS" katanya lantang

0 komentar:


 

K2 Modify 2007 | Use it. But don't abuse it.